Sabtu, 01 Desember 2012

BATERAI SETIPIS KERTAS


WOW...
(Ngak pake koprol-koprol ya... :p )

Sekarang telah diciptakan batere paling tipis di dunia,,,coba tebak setipis apa??

SETIPIS KERTAS....
sifatnya juga meyerupai kertas sangat fleksibel bisa dilipat dan diselipkan dikertas.

Para ilmuan menbuahkan ide ini dikarenakan...

Batere yang kita kenal selama ini umumnya berbentuk silinder padat atau kotak padat. ‘Kaleng’ berisi bahan-bahan kimia ini berfungsi sebagai sumber tenaga karena dapat menghasilkan arus elektron saat disambung ke berbagai peralatan elektronik. Elektron-elektron yang mengalir ini merupakan hasil reaksi elektrokimia antara berbagai bahan kimia yang disusun sedemikian rupa di dalamnya. Reaksinya disebut elektrokimia karena reaksi reduksi dan oksidasi (redoks) yang terjadi antara senyawa-senyawa kimia penyusun batere selalu disertai dengan pelepasan dan penangkapan elektron yang mengakibatkan terjadinya aliran listrik. Pelepasan elektron terjadi pada elektroda negatif (disebut juga kutub negatif) karena adanya reaksi dengan larutan atau pasta elektrolit. Elektroda positif (kutub positif) merupakan kutub yang sangat membutuhkan elektron sehingga selalu berusaha menangkap elektron. Elektron yang dilepaskan di kutub negatif berusaha mencari cara untuk mencapai kutub positif. Sayangnya dalam batere tidak ada sama sekali jalur yang menghubungkan kutub positif dan negatif tersebut sehingga tidak terjadi aliran.


Pada Gambar 1 kita bisa melihat bahwa kutub positif batere terletak di ujung atas batere, sedangkan kutub negatifnya di bagian bawah batere. Elektroda positif batere benar-benar terpisah dari kutub negatifnya (disebut rangkaian terbuka) sehingga di dalam batere tidak mungkin terjadi aliran elektron. Ini memang disengaja karena kalau kutub negatif langsung terhubung dengan kutub positifnya, elektron bisa terus mengalir dengan mudah di dalam batere sampai akhirnya habis dan tidak bisa digunakan lagi. Ketika kita memasang kawat
penghubung atau kabel yang menghubungkan kutub positif batere dengan kutub negatifnya, barulah elektron-elektron di kutub negatif yang sudah penasaran ingin kabur akhirnya menemukan jalan. Elektron-elektron ini mengalir melalui kawat atau kabel listrik tersebut sehingga akhirnya berhasil mencapai kutub positif. Tetapi kita tidak membiarkan elektron-elektron ini mengalir dengan santai dari kutub negatif ke kutub positif. Di sepanjang jalannya kita bisa memasang bermacam alat listrik yang memang membutuhkan arus listrik sebagai sumber tenaganya. Jadi, daripada eletron-elektron itu mengalir begitu saja dengan percuma, lebih baik kita memanfaatkan arus yang terbentuk dengan cara memasang berbagai alat seperti lampu atau bel listrik. Saat arus melewati lampu, lampu akan menyala sampai tidak ada lagi elektron yang mengalir (yaitu saat tidak ada beda potensial antara kedua kutub).

Batere standar biasanya menggunakan logam seng dan batang karbon sebagai elektroda-elektrodanya. Cairan elektrolitnya biasanya merupakan larutan asam. Ada juga yang menggunakan logam seng dengan oksida mangan sebagai elektroda, dan cairan yang mengandung alkali sebagai elektrolitnya. Ada juga yang menggunakan oksida merkuri (raksa) sebagai elektrodanya. Ini jelas-jelas merupakan bahan kimia beracun sehingga memerlukan wadah penutup yang sangat baik. Inilah alasan utama batere selalu berbentuk kaleng padat, baik silinder maupun kotak. Ini juga merupakan salah satu hambatan utama dalam mengecilkan ukuran batere. Tetapi ternyata para peneliti sudah berhasil menemukan jawaban atas permasalahan tersebut. Pada batere super tipis yang dapat dilekuk dan dilipat ini mereka menemukan cara untuk menggunakan bahan-bahan yang mirip dengan batere biasa tetapi tidak beracun dan tidak berbahaya sehingga tidak memerlukan pengemasan dalam bentuk kaleng padat.
Ternyata terdapat beberapa hasil percobaan yang telah berhasil dilakukan oleh para ilmuan, diantara di Jepang (Berita SuaraMedia) - Mie Industry Enterprise Support Center (MIESC), Jepang telah mengumumkan jenis baterai lithium baru yaitu sheet-type all-solid polymer lithium storage battery yang menggunakan proses sistem cetak.
Tidak hanya aman dan punya kapasitas yang beragam tetapi baterai Lithium ini juga fleksibel dalam arti bisa ditekuk dan dilengkungkan sehingga mungkin saja nantinya tempat baterai tidak harus berbentuk sebuah kotak. Untuk baterai ukuran A6 (105×148 mm) dengan ketebalan 450μm (0,45 mm) mempunyai kapasitas 45 mAh. Memang sih masih jauh dari harapan karena biasanya baterai ponsel butuh kapasitas sekitar 1300 mAh. Selain tipis dan fleksibel, baterai ini juga bisa digunakan di suhu yang cukup ekstrim seperti di suhu antara 0 - 25 C°. Sayangnya, sejauh ini baterai tersebut hanya bisa digunakan sebanyak 100 kali isi ulang saja tetapi menurut MIESC, mereka masih terus mengembangkan baterai tersebut.
Selain itu...
Sony dalam pameran Eco-Products 2011 di Tokyo memamerkan sebuah baterai setipis kertas yang ramah lingkungan. Disebut dengan Paper-powered Bio Battery menggunakan campuran glukosa dan lainnya sebagai bahan bakar baterai setipis kertas tersebut sehingga selain tipis, baterai ini juga ramah lingkungan .
Sebenarnya ini bukan hal baru karena Sony memang pernah mengumumkan hal yang sama beberapa waktu lalu, hanya saja yang dipamerkan ini lebih punya daya yang lebih besar. Secara teori, baterai ini bisa menghasilkan sumber listrik mencapai 18 Wh atau sama dengan 6 buah baterai jenis AA tetapi ukuran kertas yang dibutuhkan sekitar ukuran A4.
Yang terbaru telah ditemukan bahan dasar yang sangat efektif dan sangat ramah lingkungan.

Ganggang Hijau adalah salah satu bahan baku untuk membuat baterai yang saat ini sedang dikembangkan. Ganggang yang digunakan adalah jenis Cladophora yang biasa hidup di air tawar dan biasanya terlihat seperti tumpukan potongan rambut. Ganggang ini telah membuat sejenis selulosa yang tak biasa, dengan permukaan yang sangat luas, 100 kali lebih besar dibanding bahan selulosa yang ada pada kertas. Hal ini memungkinkan para peneliti untuk meningkatkan jumlah polymer dengan dimensi baterai yang lebih kecil, dan dapat diisi ulang dengan lebih baik serta tahan terhadap pengaruh listrik.

Baterai berbahan baku ganggang ini akan sangat tipis dengan ukuran hanya 40-50 nanometer dan mengandung 20-30 nanometer serat selulosa yang dihasilkan dari ganggang hijau. Baterai ini juga diklaim mampu mempertahankan energi 50-200 persen lebih efektif dibanding baterai lithium. Jika baterai biasa melakukan pengisian selama 1 jam, maka baterai ganggang hanya butuh waktu 8 menit 11 detik. Baterai biasa akan mengalami penurunan 50% setelah 60 kali pengisian dan pemakaian. Sedangkan baterai ganggang hanya mengalami penurunan 6% selama 100 kali pengisian dan pemakaian.
Karena ukuran yang sangat tipis, baterai ganggang ini bisa digunakan pada perangkat yang lebih fleksibel.

Karena penggunaan bahan-bahan yang aman inilah batere revolusioner ini bisa diproduksi dalam ukuran super tipis. Tidak diperlukannya kaleng pembungkus yang biasanya tidak fleksibel menyebabkan batere ini dapat diproduksi dalam berbagai ukuran dan bentuk. Begitu tipisnya sehingga batere ini bahkan tersedia dalam ketebalan hanya 0,6-0,7 mm sehingga bisa diselipkan pada lembaran-lembaran kertas.
sumber : 
Semoga informasi ini bermanfaat.. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar