WOW...
(Ngak pake koprol-koprol ya... :p )
Sekarang telah diciptakan batere paling tipis
di dunia,,,coba tebak setipis apa??
SETIPIS KERTAS....
sifatnya juga meyerupai kertas sangat
fleksibel bisa dilipat dan diselipkan dikertas.
Para
ilmuan menbuahkan ide ini dikarenakan...
Batere yang kita kenal selama ini umumnya berbentuk silinder
padat atau kotak padat. ‘Kaleng’ berisi bahan-bahan kimia ini berfungsi sebagai
sumber tenaga karena dapat menghasilkan arus elektron saat disambung ke
berbagai peralatan elektronik. Elektron-elektron yang mengalir ini merupakan
hasil reaksi elektrokimia antara berbagai bahan kimia yang disusun sedemikian
rupa di dalamnya. Reaksinya disebut elektrokimia karena reaksi reduksi dan
oksidasi (redoks) yang terjadi antara senyawa-senyawa kimia penyusun batere
selalu disertai dengan pelepasan dan penangkapan elektron yang mengakibatkan
terjadinya aliran listrik. Pelepasan elektron terjadi pada elektroda negatif
(disebut juga kutub negatif) karena adanya reaksi dengan larutan atau pasta
elektrolit. Elektroda positif (kutub positif) merupakan kutub yang sangat
membutuhkan elektron sehingga selalu berusaha menangkap elektron. Elektron yang
dilepaskan di kutub negatif berusaha mencari cara untuk mencapai kutub positif.
Sayangnya dalam batere tidak ada sama sekali jalur yang menghubungkan kutub
positif dan negatif tersebut sehingga tidak terjadi aliran.
Pada Gambar 1 kita bisa melihat bahwa kutub positif batere
terletak di ujung atas batere, sedangkan kutub negatifnya di bagian bawah batere.
Elektroda positif batere benar-benar terpisah dari kutub negatifnya (disebut
rangkaian terbuka) sehingga di dalam batere tidak mungkin terjadi aliran
elektron. Ini memang disengaja karena kalau kutub negatif langsung terhubung
dengan kutub positifnya, elektron bisa terus mengalir dengan mudah di dalam
batere sampai akhirnya habis dan tidak bisa digunakan lagi. Ketika kita
memasang kawat
penghubung atau kabel yang menghubungkan kutub positif batere
dengan kutub negatifnya, barulah elektron-elektron di kutub negatif yang sudah
penasaran ingin kabur akhirnya menemukan jalan. Elektron-elektron ini mengalir
melalui kawat atau kabel listrik tersebut sehingga akhirnya berhasil mencapai
kutub positif. Tetapi kita tidak membiarkan elektron-elektron ini mengalir
dengan santai dari kutub negatif ke kutub positif. Di sepanjang jalannya kita
bisa memasang bermacam alat listrik yang memang membutuhkan arus listrik
sebagai sumber tenaganya. Jadi, daripada eletron-elektron itu mengalir begitu
saja dengan percuma, lebih baik kita memanfaatkan arus yang terbentuk dengan
cara memasang berbagai alat seperti lampu atau bel listrik. Saat arus melewati
lampu, lampu akan menyala sampai tidak ada lagi elektron yang mengalir (yaitu
saat tidak ada beda potensial antara kedua kutub).
Batere standar biasanya menggunakan logam seng dan batang karbon
sebagai elektroda-elektrodanya. Cairan elektrolitnya biasanya merupakan larutan
asam. Ada juga yang menggunakan logam seng dengan oksida mangan sebagai
elektroda, dan cairan yang mengandung alkali sebagai elektrolitnya. Ada juga
yang menggunakan oksida merkuri (raksa) sebagai elektrodanya. Ini jelas-jelas
merupakan bahan kimia beracun sehingga memerlukan wadah penutup yang sangat
baik. Inilah alasan utama batere selalu berbentuk kaleng padat, baik silinder
maupun kotak. Ini juga merupakan salah satu hambatan utama dalam mengecilkan
ukuran batere. Tetapi ternyata para peneliti sudah berhasil menemukan jawaban
atas permasalahan tersebut. Pada batere super tipis yang dapat dilekuk dan dilipat
ini mereka menemukan cara untuk menggunakan bahan-bahan yang mirip dengan
batere biasa tetapi tidak beracun dan tidak berbahaya sehingga tidak memerlukan
pengemasan dalam bentuk kaleng padat.
Ternyata
terdapat beberapa hasil percobaan yang telah berhasil dilakukan oleh para
ilmuan, diantara di Jepang
(Berita SuaraMedia) - Mie Industry Enterprise Support Center (MIESC), Jepang
telah mengumumkan jenis baterai lithium baru yaitu sheet-type all-solid polymer
lithium storage battery yang menggunakan proses sistem cetak.
Tidak hanya aman dan punya kapasitas yang beragam tetapi baterai Lithium
ini juga fleksibel dalam arti bisa ditekuk dan dilengkungkan sehingga mungkin
saja nantinya tempat baterai tidak harus berbentuk sebuah kotak. Untuk baterai
ukuran A6 (105×148 mm) dengan ketebalan 450μm (0,45 mm) mempunyai kapasitas 45
mAh. Memang sih masih jauh dari harapan karena biasanya baterai ponsel butuh
kapasitas sekitar 1300 mAh. Selain tipis dan fleksibel, baterai ini juga bisa
digunakan di suhu yang cukup ekstrim seperti di suhu antara 0 - 25 C°.
Sayangnya, sejauh ini baterai tersebut hanya bisa digunakan sebanyak 100 kali
isi ulang saja tetapi menurut MIESC, mereka masih terus mengembangkan baterai
tersebut.
Selain itu...
Sony dalam
pameran Eco-Products 2011 di Tokyo memamerkan sebuah baterai setipis kertas
yang ramah lingkungan. Disebut
dengan Paper-powered Bio Battery menggunakan campuran glukosa dan lainnya
sebagai bahan bakar baterai setipis kertas tersebut sehingga selain tipis,
baterai ini juga ramah lingkungan .
Sebenarnya
ini bukan hal baru karena Sony memang pernah mengumumkan hal yang sama beberapa
waktu lalu, hanya saja yang dipamerkan ini lebih punya daya yang lebih besar.
Secara teori, baterai ini bisa menghasilkan sumber listrik mencapai 18 Wh atau
sama dengan 6 buah baterai jenis AA tetapi ukuran kertas yang dibutuhkan
sekitar ukuran A4.
Yang terbaru telah ditemukan bahan dasar yang sangat efektif dan sangat
ramah lingkungan.
Ganggang Hijau adalah
salah satu bahan baku untuk membuat baterai yang saat ini sedang dikembangkan.
Ganggang yang digunakan adalah jenis Cladophora yang biasa hidup di air tawar
dan biasanya terlihat seperti tumpukan potongan rambut. Ganggang ini telah
membuat sejenis selulosa yang tak biasa, dengan permukaan yang sangat luas, 100
kali lebih besar dibanding bahan selulosa yang ada pada kertas. Hal ini memungkinkan para peneliti
untuk meningkatkan jumlah polymer dengan dimensi baterai yang lebih kecil, dan
dapat diisi ulang dengan lebih baik serta tahan terhadap pengaruh listrik.
Baterai
berbahan baku ganggang ini akan sangat tipis dengan ukuran hanya 40-50
nanometer dan mengandung 20-30 nanometer serat selulosa yang dihasilkan dari
ganggang hijau. Baterai ini juga diklaim mampu mempertahankan energi 50-200
persen lebih efektif dibanding baterai lithium. Jika baterai biasa melakukan pengisian
selama 1 jam, maka baterai ganggang hanya butuh waktu 8 menit 11 detik. Baterai
biasa akan mengalami penurunan 50% setelah 60 kali pengisian dan pemakaian.
Sedangkan baterai ganggang hanya mengalami penurunan 6% selama 100 kali
pengisian dan pemakaian.
Karena ukuran yang
sangat tipis, baterai ganggang ini bisa digunakan pada perangkat yang lebih
fleksibel.
Karena penggunaan bahan-bahan yang aman inilah batere
revolusioner ini bisa diproduksi dalam ukuran super tipis. Tidak diperlukannya
kaleng pembungkus yang biasanya tidak fleksibel menyebabkan batere ini dapat
diproduksi dalam berbagai ukuran dan bentuk. Begitu tipisnya sehingga batere
ini bahkan tersedia dalam ketebalan hanya 0,6-0,7 mm sehingga bisa diselipkan
pada lembaran-lembaran kertas.
sumber :
Semoga informasi ini bermanfaat.. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar